Peradaban manusia tidak dapat
lepas dari budaya dan seni. Hal ini dibuktikan atas peninggalan catatan manusia
dalam bentuk tulisan. Pada awalnya, tulisan ini hanya dipergunakan dalam ritual
keagamaan dan dokumentasi hal-hal penting.
Namun dalam perkembangan lebih lanjut, tulisan juga dijadikan sebuah seni yang memiliki teknik serta gayanya sendiri. Seperti kitab kesusastraan dan seni menulis indah yang disebut kaligrafi.
Namun dalam perkembangan lebih lanjut, tulisan juga dijadikan sebuah seni yang memiliki teknik serta gayanya sendiri. Seperti kitab kesusastraan dan seni menulis indah yang disebut kaligrafi.
Di Indonesia budaya tulis-menulis
baru dimulai sejak abad Ke IV masehi, ditemukan bukti pertama catatan yang
dituliskan pada prasasti Yupa.
Kemampuan manusia membuat catatan tertulis terus berkembang hingga masuknya
agama Islam dengan aksara arab, serta aksara latin yang dibawa bangsa Eropa di
nusantara. Perkembangan sastra Indonesia sendiri, baru dimulai sejak periode
angkatan Balai Pustaka di tahun 1920. Momen ini dijadikan pula sebagai tonggak
awal penulisan sastra modern Indonesia.
Priode-Priode Sastra Indonesia
Sejarah sastra di Indonesia dibagi menjadi
beberapa periode sesuai dengan perubahan momentum sosial dan politik di
Indonesia Meskipun banyak ahli yang mengatakan pembagian periodisasi sastra di
Indonesia dimulai sejak masa Balai Pustaka di tahun 1920. Menuru pendapat Simomangkir
Simanjuntak yang berpendapat sejarah sastra dimulai sejak Indonesia memasuki
masa sejarah atau masa ketika tulisan baru dikenal.
1.
Masa Prakolonial
- Masa Hindu-Budha (abad IV sampai XIV masehi)
Periodisasi dimulai
sejak ditemukannya catatan tertulis pada abad IV dalam prasasti Yupa. Ketika
masa itu, tulisan mengadopsi bahasa Sansekerta dan huruf Palawa dari India.
Bahasa dan tulisan tersebut, dibawa oleh kaum brahmana yang dimaksudkan untuk
kegiatan ritual keagamaan. Namun tidak hanya sebatas itu, para pujangga
nusantara mulai mengembangkan kemampuan mereka dalam kesusastraan. Tercatat di
masa Kerajaan Kediri Jawa Timur, tergubahlah kitab epik Baratayudha versi
bahasa Jawa yang dikarang oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh, Arjuna Wiwaha karya
Mpu Kanwa, dan diteruskan lagi di masa Kerajaan Majapahit dengan mahakarya
kitab Negara Kertagama oleh Mpu Prapanca serta kitab Sutasoma oleh Mpu Tantular
- Masa Kesultanan Islam (Abad XIV sampai XVII)
Pada awalnya,
kisah-kisah yang beredar terkait dengan cerita para nabi, Rasulullah Muhammad
SAW, sunan, wali, atau orang suci lainnya. Namun kesusastraan yang bernafaskan
Islam ini terus berkembang hingga ke kehidupan yang berlatarbelakangkan
nusantara seperti suluk Wujil karangan Sunan Bonang. Menceritakan wejangan-wejangan
Sunan Bonang kepada Wujil, seorang cebol yang terpelajar mantan abdi dalem
keraton Majapahit
2. Masa kolonial Belanda.
- Pujangga Melayu Lama (Sebelum abad XX)
Karya sastra didominasi
oleh Syair, gurindam, pantun, dan hikayat. Isi cerita berkisah sejarah dan
moral. Ciri utama masa ini adalah anonim atau tak ada nama pengarang.
Berkembang di daerah sumatra seperti Riau, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara.
Contoh yang terkenal adalah Hikayat Bayan Budiman dan syair Ken Tambunan
- Pujangga Balai Pustaka (1920–1950)
Masa ini ditandai dengan
berdirinya penerbit Balai Pustaka yang dimaksudkan oleh pemerintah kolonial
Hindia Belanda untuk mengatur karya
beredar. Karya-karya yang dihasilkan kebanyakan berupa roman dan novel. Tersebutlah
beberapa karya besar seperti Azab dan Sengsara karya Merari Siregar, Tenggelamnya
Kapal Van Der Wijck karya Hamka, dan Siti Nurbaya karya Marah
Roesli.
- Pujangga Baru (1930 – 1942)
Pujangga baru merupakan
bentuk reaksi dari penerbit Balai Pustaka yang dinilai terlalu ketat dalam
melakukan penyensoran, terutama pada karya-karya yang mengandung unsur
nasionalisme. Cerita didominasi oleh ide-ide pembangunan masyarakat menuju jiwa
nasionalisme untuk merdeka. Karya-karya besar di masa ini antara lain Layar
terkembang dari Sutan Takdir Alisjahbana dan Belenggu karya Armijn Pane.
3. Masa pascakolonial.
- Angkatan 45
Esensi sastra masa ini diilhami oleh keadaan sosial
politik revolusi mempertahankan kemerdekaan. Bentuk-bentuk karya yang banyak
dihasilkan berupa puisi dan syair pembangkit semangat nasionalisme. Di antara dari para pujangga masa ini
adalah Chairil Anwar dengan karyanya Kerikil Tajam.
- Angkatan 50-an
Ditandai dengan terbitnya majalah sastra Kisah
asuhan H.B. Yasin, bentuk karya masa ini didominasi oleh cerpen dan kumpulan
puisi. Cerita beraliran realis sosialis yang diilhami oleh isu komunisme. NH.
Dini dengan Dua Dunia dan AA Nafis dengan kumpulan cerpen Rubuhnya
Surau Kami adalah dua di antaranya
- Angkatan 66-70
Masa ini ditandai dengan terbitnya majalah sastra Horizon
. Banyak aliran yang berkembang seperti surrealis dan absurd. Pujangga yang
terkenal di antaranya Sapardi Djoko Damono dengan kumpulan sajak Perahu
Kertas
- Dasawarsa 80-an
Di masa ini, karya yang
beredar berkisah sekitar romantisme dan cinta. Mulai muncul novel-novel populer
dengan cerita ringan yang mudah dipahami. Sebut saja novel Karmila karya
Marga T dan Yudhistira Ardinugraha dengan novel Arjuna Mencari Cinta.
- Masa Reformasi 1998
Reformasi struktur ketatanegaraan dalam aspek politik,
sosial, dan ekonomi, telah memberikan angin segar bagi perkembangan sastra Indonesia.
Muncul banyak penulis baru dengan novel, cerpen, puisi, dan esei yang beragam
tema. Kebebasan mengemukakan pendapat memberikan daya kreativitas dalam isi
cerita. Contoh yang jelas terdapat dalam novel Saman (membahas masalah
seks )karya Ayu Utami. Ciri penulisan yang bebas dan terbuka, menjadi salah
satu keunikan karya-karya di masa ini.
Sastrawan Angkatan Reformasi (2000), seiring terjadinya
pergeseran kekuasaan politik dari tangan Soeharto ke BJ Habibie lalu KH
Abdurahman Wahid (Gus Dur) dan Megawati Sukarnoputri, muncul wacana tentang
Sastrawan Angkatan Reformasi. Munculnya angkatan ini ditandai dengan maraknya karya-karya sastra,
puisi, cerpen, maupun novel, yang bertema sosial-politik, khususnya seputar
Reformasi.
Di rubrik sastra Harian
Republika, misalnya, selama berbulan-bulan dibuka rubrik sajak-sajak peduli
bangsa atau sajak-sajak reformasi. Berbagai pentas pembacaan sajak dan
penerbitan buku antologi puisi juga didominasi sajak-sajak bertema sosial-politik.Sastrawan
Angkatan Reformasi merefleksikan keadaan sosial dan politik yang terjadi pada
akhir tahun 1990-an, seiring dengan jatuhnya Orde Baru. Proses reformasi
politik yang dimulai pada tahun 1998 banyak melatar belakangi kelahiran
karya-karya sastra puisi, cerpen, dan novel pada saat itu.
Bahkan, penyair-penyair
yang semula jauh dari tema-tema sosial politik, seperti Sutardji Calzoum
Bachri, Ahmadun Yosi Herfanda dan Acep Zamzam Noer, juga ikut meramaikan
suasana dengan sajak-sajak sosial-politik mereka.
KARYA-KARYA SASTRA INDONESIA DARI MASA KE
MASA
1. Karya Sastra Pujangga Lama
1.
Sejarah
·
Sejarah Melayu (Malay
Annals)
2.
Hikayat
·
Hikayat Abdullah
·
Hikayat Aceh
·
Hikayat Amir Hamzah
·
Hikayat Andaken Penurat
·
Hikayat
Bayan Budiman
·
Hikayat Djahidin
·
Hikayat
Hang Tuah
·
Hikayat
Iskandar Zulkarnain
·
Hikayat
Kadirun
|
·
Hikayat
Kalila dan Damina
·
Hikayat Masydulhak
·
Hikayat Pandawa Jaya
·
Hikayat
Pandja Tanderan
·
Hikayat Putri Djohar Manikam
·
Hikayat Sri Rama
·
Hikayat Tjendera Hasan
·
Tsahibul
Hikayat
|
3.
Syair
·
Syair Bidasari
·
Syair Ken
Tambuhan
·
Syair Raja Mambang Jauhari
·
Syair Raja Siak
4.
Kitab agama
·
Syarab al-'Asyiqin (Minuman Para Pecinta) oleh Hamzah Fansuri
·
Asrar al-'Arifin (Rahasia-rahasia para Gnostik) oleh Hamzah Fansuri
·
Nur ad-Daqa'iq (Cahaya pada kehalusan-kehalusan) oleh Syamsuddin Pasai
·
Bustan
as-Salatin (Taman
raja-raja) oleh Nuruddin ar-Raniri
2. Karya Sastra Melayu Lama
·
Robinson Crusoe (terjemahan)
·
Lawan-lawan Merah
·
Mengelilingi Bumi dalam 80
hari (terjemahan)
·
Graaf de Monte Cristo
(terjemahan)
·
Kapten Flamberger
(terjemahan)
·
Rocambole (terjemahan)
·
Nyai Dasima oleh G.
Francis (Indo)
·
Bunga Rampai oleh A.F
van Dewall
·
Kisah Perjalanan Nakhoda
Bontekoe
·
Kisah Pelayaran ke Pulau
Kalimantan
·
Kisah Pelayaran ke Makassar
dan lain-lainnya
·
Cerita Siti Aisyah oleh H.F.R
Kommer (Indo)
·
Cerita Nyi Paina
·
Cerita Nyai
Sarikem
·
Cerita Nyonya Kong Hong Nio
|
·
Nona Leonie
·
Warna Sari Melayu oleh Kat
S.J
·
Cerita Si Conat oleh F.D.J.
Pangemanan
·
Cerita Rossina
·
Nyai Isah oleh F. Wiggers
·
Drama Raden Bei Surioretno
·
Syair Java Bank Dirampok
·
Lo Fen Kui oleh Gouw Peng
Liang
·
Cerita Oey See oleh Thio Tjin
Boen
·
Tambahsia
·
Busono oleh R.M.Tirto Adhi Soerjo
·
Nyai Permana
·
Hikayat
Siti Mariah oleh Hadji Moekti (indo)
·
dan masih ada sekitar 3000
judul karya sastra Melayu-Lama lainnya
|
3. Penulis dan Karya Sastra Angkatan Balai
Pustaka
o
Azab
dan Sengsara (1920)
o
Binasa
kerna Gadis Priangan (1931)
o
Siti Nurbaya (1922)
o
La
Hami (1924)
o
Anak
dan Kemenakan (1956)
o
Tanah Air
(1922)
o
Indonesia,
Tumpah Darahku (1928)
o
Ken Arok
dan Ken Dedes (1934)
o
Cinta yang
Membawa Maut (1926)
o
Salah Pilih
(1928)
o
Karena
Mentua (1932)
o
Tuba
Dibalas dengan Susu (1933)
o
Hulubalang Raja (1934)
o
Katak
Hendak Menjadi Lembu (1935)
|
·
Tulis Sutan Sati
o
Tak
Disangka (1923)
o
Sengsara
Membawa Nikmat (1928)
o
Tak
Membalas Guna (1932)
o
Memutuskan
Pertalian (1932)
o
Darah Muda
(1927)
o
Asmara Jaya
(1928)
o
Pertemuan
(1927)
o
Salah
Asuhan (1928)
o
Pertemuan
Djodoh (1933)
o
Menebus
Dosa (1932)
o
Si Cebol
Rindukan Bulan (1934)
|
4. Penulis dan Karya Sastra Pujangga Baru
o
Dian Tak
Kunjung Padam (1932)
o
Tebaran
Mega - kumpulan sajak (1935)
o
Layar
Terkembang (1936)
·
Hamka
o
Di Bawah
Lindungan Ka'bah (1938)
o
Tenggelamnya
Kapal van der Wijck (1939)
o
Tuan
Direktur (1950)
o
Didalam
Lembah Kehidoepan (1940)
o
Belenggu (1940)
o
Gamelan
Djiwa - kumpulan sajak (1960)
o
Djinak-djinak
Merpati - sandiwara (1950)
o
Kisah
Antara Manusia - kumpulan cerpen (1953)
o
Pancaran
Cinta (1926)
o
Puspa Mega
(1927)
o
Madah
Kelana (1931)
o
Sandhyakala
Ning Majapahit (1933)
o
Kertajaya
(1932)
o
Nyanyi
Sunyi (1937)
o
Begawat
Gita (1933)
o
Setanggi
Timur (1939)
|
o
Kalau Tak
Untung (1933)
o
Pengaruh
Keadaan (1937)
o
Ni Rawit
Ceti Penjual Orang (1935)
o
Sukreni
Gadis Bali (1936)
o
Rindoe
Dendam (1934)
o
Karena
Kerendahan Boedi (1941)
|
5. Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1945
o
Kerikil
Tajam (1949)
o
Deru
Campur Debu (1949)
- Asrul Sani, bersama Rivai Apin dan Chairil Anwar
o
Tiga
Menguak Takdir (1950)
o Aki
(1949)
o
Katahati
dan Perbuatan (1952)
o Suling
(drama) (1948)
o Tambera
(1949)
o Kasih
Ta' Terlarai (1961)
o Mentjari
Pentjuri Anak Perawan (1957)
6. Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1950 -
1960-an
7. Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1966
o
Kenalkan
o
O
o
Amuk
o
Kapak
o
Meditasi
(1976)
o
Dukamu
Abadi (1969)
o
Mata
Pisau (1974)
o
Parikesit (1969)
o
Interlude
(1971)
o
Godlob
o
Berhala
o
Hilanglah
si Anak Hilang (1963)
o
Gairah
untuk Hidup dan untuk Mati (1968)
o
Bila
Malam Bertambah Malam (1971)
o
Telegram
(1973)
o
Stasiun
(1977)
o
Pabrik
o
Gres
o
Bom
|
o
Dia,
Hotel, Surat Keputusan (1963)
o
Lesbian
(1976)
o
Bukan
Rumahku (1976)
o
Pelabuhan
Hati (1978)
o
Monumen
Safari (1966)
o
Catatan
Putih (1975)
o
Di
Bawah Bayangan Sang Kekasih (1978)
o
Ziarah
(1968)
o
Kering
(1972)
o
Merahnya
Merah (1968)
o
Keong
(1975)
o
Masa
Bergolak (1968)
o
Ibu
(1969)
o
Khotbah
di Atas Bukit (1976)
o
Lingkaran-lingkaran
Retak (1978)
o
Dari
Hari ke Hari (1975)
o
Dan
Perang Pun Usai (1979)
|
8. Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1980
o Ladang
Hijau (1980)
o Sajak
Penari (1990)
o
Fragmen-fragmen
Kekalahan (1997)
o
Burung-burung
Manyar (1981)
o Bako
(1983)
o Olenka
(1983)
o
Anak
Bajang Menggiring Angin (1984)
o Lupus
- 28 novel (1986-2007)
o Lupus
Kecil - 13 novel (1989-2003)
o Olga
Sepatu Roda (1992)
o Nyanyian
Gaduh (1987)
o Matahari
yang Mengalir (1990)
o Kepompong
Sunyi (1993)
o Nikah
Ilalang (1995)
o Segi
Empat Patah Sisi (1990)
o Segi
Tiga Lepas Kaki (1991)
o Ben
(1992)
o Ca Bau Kan (1999)
o Kerudung
Merah Kirmizi (2002)
9. Penulis dan Karya Sastra Angkatan
Reformasi
o Darman
10. Penulis dan Karya Sastra Angkatan 2000
o Saman (1998)
o Larung (2001)
o Supernova
2.1: Akar (2002)
o Supernova
2.2: Petir (2004)
o Ayat-Ayat Cinta (2004)
o Diatas
Sajadah Cinta (2004)
o Ketika
Cinta Berbuah Surga (2005)
o Pudarnya
Pesona Cleopatra (2005)
o Ketika
Cinta Bertasbih 1 (2007)
o Ketika Cinta
Bertasbih 2 (2007)
o Dalam
Mihrab Cinta (2007)
o Laskar Pelangi (2005)
o Sang Pemimpi (2006)
o Edensor (2007)
[1] Disarikan dari
berbagai sumber. Sebagai refrensi untuk membangkitlan intelektualitas seni dan
budaya kader HMI Komisariat FPBS IKIP PGRI Semarang, Sabtu, 8 Mei 2010
[2] Aktivis HMI, Teater BETA IAIN Walisongo
Semarang dan Komunitas Seni dan Budaa ilci institut Semarang
[3] Prasasti Kerajaan Kutai yang terletak di tepi Sungai Mahakam Pulau
Kalimantan. Berisi tentang
upacara persembahan yang dilakukan raja Mulawarman.
0 Comments:
Posting Komentar