Bagi para penggemar music Rock terutama yang beraliran neo classical rock, pasti mengenal sosok gitaris yang satu ini. Yngwie Malmsteen. Nama besar Yngwie sebagai gitaris dengan teknik shred dan sweep picked arpeggio sudah tidak diragukan lagi. Dia merupakan salah satu pelopor yang menjadi inspirasi bagi seluruh gitaris shredder.
Setelah
Eddie Van Halen pertama kali memperkenalkan teknik "two handed tapping"
tahun 1978, Yngwie meluncurkan album klasik baroque shred dengan
debutnya "Rising Force" yang mengegerkan komunitas gitar rock. Ia telah
menciptakan standar baru untuk kecepatan & keahlian dalam bermain
shred. Warna "Neo-Classical" yang di mainkan Yngwie adalah berdasarkan
struktur komposisi dari J.S Bach (1685-1750) dan Niccolo Paganini
(1782-1840). Setelah itu munculah para gitaris shredder yang
menghasilkan sekian banyak album yang sukses. Sebut saja Paul Gilbert,
Marty Friedman, Jason Becker, Richie Kotzen, Vinnie Moore, Tony
Macalpine, Greg Howe, dan lainnya. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa
Yngwie lah yang merupakan pelopor teknik shred dalam gitar.
Ayah
Yngwie adalah seorang kapten tentara dan ibunya adalah seorang seniman.
Kedua orang tuanya bercerai tak lama setelah ia lahir. Yngwie memiliki
seorang kakak perempuan bernama Ann Louise dan kakak lelaki bernama
Bjorn. Yngwie terlahir sebagai anak bungsu yang liar, tidak bisa diatur
dan ceria.
Awalnya Yngwie tidak begitu tertarik musik. Ia belajar
piano dan trumpet. Namun setelah sekian lama ia tidak dapat menguasai
alat musik tersebut. Gitar akustik yang dibeli oleh ibunya pada waktu
dia berusia 5 tahun juga belum dapat menarik perhatiannya pada dunia
musik. Pada usia 10 tahun, Yngwie memfokuskan seluruh energinya untuk
musik dan berhenti bersekolah. Di sekolah, Ia dikenal sebagai pembuat
onar dan sering berantem, tetapi pintar dalam pelajaran bahasa Inggris
dan seni. Ibunya yang menyadari bakat musiknya yang unik, mengizinkan
Yngwie tinggal di rumah dengan rekaman dan gitarnya. Sampai akhirnya
pada tgl 18 September 1970, Yngwie melihat sebuah acara spesial mengenai
meninggalnya Jimi Hendrix. Di situ Yngwie yang masih 17 tahun,
menyaksikan bagaimana Jimi Hendrix menghasilkan bunyi feedback guitar
dan aksi membakar gitar di depan penonton. Pada saat hari wafatnya Jimi
Hendrix itulah lahir permainan gitar Yngwie.
Yngwie yang
penasaran tersebut kemudian membeli sebuah Fender Stratocaster murah,
mencoba memainkan tembangnya Deep Purple dan menghabiskan banyak waktu
untuk mengetahui rahasia dari alat instrumen dan musiknya sendiri.
Kekaguman Yngwie terhadap Ritchie Blackmore yang dipengaruhi oleh musik
klasik dan kekaguman terhadap kakak perempuannya yang sering memainkan
komposisi Bach, Vivaldi, Beethoven, dan Mozart, memberikan ide kepada
Yngwie untuk menggabungkan musik klasik tersebut dengan musik rock.
Yngwie terus bermain seharian penuh sampai tidurpun dia masih tetap
bersama gitarnya. Setelah menyaksikan violinis Gideon Kremer membawakan
komposisi Paganini: 24 Caprices di televisi, Yngwie akhirnya mengetahui
bagaimana cara mengawinkan musik klasik dengan skill permainan dan
karismanya.
Diawal karirnya, Yngwie bersama beberapa temannya
mencoba merekam 3 lagu demo dan mereka kirim ke studio rekaman CBS
Swedia. Rekaman tersebut tidak pernah digubris atau diedarkan oleh
studio di Swedia. Karena frustasi, Yngwie sadar bahwa ia harus
meninggalkan Swedia dan mulai mengirimkan demo rekamannya ke berbagai
studio rekaman di luar negeri. Salah satu dari demo tape Yngwie ternyata
jatuh ke tangan konstributor Guitar Player dan pemilik Shrapnel
Records, Mike Varney. Akhirnya Yngwie diundangan ke Los Angeles untuk
bergabung dengan band terbaru Shrapnel, "Steeler". Inilah awal karirnya
di dunia musik. Pada bulan February 1983 Yngwie berangkat dari Swedia ke
Los Angeles dengan bekal keahlian dan gaya permainan barunya.
Permainan
Yngwie mulai dikenal dunia dengan permainannya yang sangat cepat di
intro lagu "Hot On Your Heels”. Saat itu usianya masih 18 tahun. Yngwie
kemudian pindah ke group band Alcatrazz, sebuah band yang bergaya
"Rainbow" dan didirikan oleh penyanyi Graham Bonnett (1983). Walaupun
telah bergabung dengan Alcatrazz yang menampilkan sekian banyak solo
hebat di lagu "Kree Nakoorie", "Jet to Jet," dan "Hiroshima Mon Amour",
Yngwie masih merasa terlalu dibatasi oleh band itu sendiri. Akhirnya Ia
berkesimpulan bahwa hanya album sololah yang bisa memenuhi idealismenya
dalam bermusik.
Album solo pertama Yngwie berjudul “Rising Force”
dirilis bulan Maret 1984 dan berhasil nangkring di nomor 60 di tangga
Billboard charts untuk musik instrumental gitar tanpa berbau komersil.
Album ini juga masuk nominasi Grammy untuk Instrumental Rock Terbaik dan
memenangkan penghargaan Guitar Player Magazine untuk Best Rock Album.
Kini album ini dinobatkan sebagai kitab musik rock Neo-Classical. Tidak
lama kemudian Yngwie terpilih sebagai Gitaris Pendatang Baru Terbaik di
berbagai majalah dan media, Gitaris Terbaik Tahun Itu, dan Rising Force
menjadi Album Terbaik untuk tahun itu juga. Lagu-lagu seperti Far Beyond
the Sun, Icarus Dream Suite op. 4, As Above So Below dan lainnya telah
menjadi tonggak musik Neoclassical rock.
Selanjutnya hampir
setiap tahun Yngwie mengeluarkan Album. Dalam hal ini Yngwie adalah
termasuk gitaris yang produktif dalam menghasilkan lagu. Empat album
pertamanya yaitu Rising Force (1984), Marching Out (1985), Trilogy
(1986) dan Oddysey (1988) selalu masuk dalam top 100 dalam hal penjualan
album. Saya pertama kali mengenal Yngwie lewat album Trilogy. Lagu
Trilogy Suite Op. 5 Yang saya dengar di tempat teman telah membetot
telinga saya. Sayatan gitar yang cepat, menghentak dan ber alur music
klasik telah membuat saya jatuh hati pada Yngwie.
Tahun 1987
adalah tahun cobaan untuk Yngwie. Ia mengalami kecelakaan dengan mobil
Jaguarnya yang mengakibatkan dia koma hampir seminggu. Penyumbatan darah
pada otak Yngwie juga menyebabkan tangan kanannya lumpuh. Dengan susah
payah Yngwie berusaha memulihkan dirinya dengan terapi Tidak berapa lama
ibunya yang amat disintainya meninggal dunia di Swedia akibat penyakit
kanker. Namun hal itu tidak mengendurkan semangat Yngwie dalam bermusik.
Tahun
1988, Yngwie meluncurkan album yang laris manis seperti Odyssey.
Kemudian berturut-turut Eclipse (1990), Fire & Ice (1992), Seventh
Sign (1994) dan seterusnya. Penggemarnya di Indonesia tentunya tidak
asing dengan lagu-lagu seperti “Dreamin’, “Heaven Tonight” dan lagu
Instrumental “Krakatau”. Atau pada album Eclipse seperti “Making Love”,
“Save Our Love”. Karena pada tahun ini pula ia melakukan konser di
Indonesia. Dua album ini (Oddysey dan Eclipse) memang menunjukkan sisi
Rockclasical yang agak pop dan komersial. Namun Yngwie tetap
memperlihatkan ciri khasnya.
Yngwie juga berhasil mewujudkan
cita-citanya untuk bermain bersama dengan Tokyo Philharmonic Orchestra
tahun 2001. “Concerto Suite for Electric Guitar and Orchestra in Eb
minor, Op. 1”.
Yngwie gemar bergonta ganti anggota band. Hal ini
disebabkan hasratnya yang selalu ingin yang terbaik. Pada awal albumnya,
Yngwie menugaskan Jeff Scott Soto sebagai vokalis. Drummer Anders
Johansson dan basis Marcel Jacob. Dialbum Trilogi, Jeff diganti Mark
Boals. Di album Oddysey, Yngwie mendapuk mantan vokalis Rainbow, Joe
Lynn Turner sebagai vokalis. Oddysey merupakan album terbaik Yngwie.
Tahun
1988 sebagai perghormatan atas gaya permainan gitar Yngwie yang menjadi
inspirasi para gitaris, produsen gitar dunia Fender membuat gitar
“Fender Stratocaster Yngwie Malmsteen Signature Guitar”. Hanya ada dua
orang di dunia ini yang diberi penghormatan seperti itu. Yang lain
adalah Eric Clapton.
Sepanjang tahun 1990-2000, adalah tahun yang
paling produktif dalam perjalanan karir musik Yngwie. Hampir setiap
tahun ia mengeluarkan album baru. Dimulai dari album Eclipse (1990)
hingga Alchemy (1999). Tercatat ia menelurkan 9 buah album sepanjang
tahun 90 an.
Hingga album terakhir Spellbound (2012), tercatat
Yngwie telah menelurkan sebanyak 20 album studio, 4 album Live, 7 album
kompilasi.
Yngwie sempat berkolaborasi dengan gitaris Joe
Satriani dan Steve Vai membuat supergrup G3 dan melakukan tur yang
sukses dengan tajuk “G3: Rockin' in the Free World”. Kolaborasi tiga
gitaris shred terbaik dunia. Yngwie yang merupakan shredder sejati,
Steve Vai yang inovatif dan unik dan Joe Satriani dengan teknik
sederhana namun memukau, telah menjadikan kolaborasi tersebut melegenda.
Tahun
2007, Yngwie mendapat penghormatan menjadi salah satu penghargaan
“Yngwie Malmsteen” di permainan Guitar Hero II versi Xbox 360. Tahun
2009, Yngwie di nobatkan sebagai 10 gitaris terbaik sepanjang masa versi
majalah Time di peringkat 9. Ditahun ini pula Yngwie meluncurkan sebuah
album Instrumental yang fenomenal. Di album ini kita dapat mendengarkan
lagu-lagu yang di release ulang dalam versi instrumental yang menawan
seperti Forever one (album Seventh Sign), Like an Angel (album Facing
the Animal) dan Save Our Love (album Eclipse).
Yngwie
menikah dengan April Malmsteen dan memiliki seorang anak bernama
Antonio. Mereka tinggal di Miami Florida. Banyak kritik atas beberapa
perilaku Yngwie yang kurang pantas serta kegemarannya bergonta-ganti
anggota band. Dalam edisi 2005 dari majalah Guitar Player, Yngwie
membahas perilakunya tersebut. Ia berkata bahwa, "Aku mungkin membuat
lebih banyak kesalahan daripada siapa pun. Tapi aku tidak memikirkan
mereka. Aku tidak mengharapkan orang untuk mengerti saya, karena aku
cukup kompleks, dan aku berpikir di luar kotak dengan semua yang aku
lakukan. Aku selalu mengambil jalan yang tidak dijalani orang. Jelas,
orang memiliki pendapat mereka, tapi aku tidak bisa aku ini. Dan aku
tidak memiliki kontrol atas apa yang orang katakan tentang aku. Kembali
di Swedia, aku adalah 'Mr Personality' bagi beberapa tabloid. Tapi
jelas, aku tidak menganggap itu serius. Aku tahu dalam hati bahwa jika
aku melakukan yang terbaik yang bisa aku lakukan, mungkin sepuluh tahun
dari sekarang, orang akan berbalik dan berkata, "Dia tidak seburuk itu."
Berikut adalah beberapa lagu-lagu yang direkomendasi untuk para penggemar Slow Rock (bisa dicari di youtube):
You Don’t Remember I’ll Never Forget di album Trilogy
Hold on dan Dreamin’ di album Oddysey
Saved Our Love di album Eclipse
Cry No More dan I’m My Own Enemy di album Fire and Ice
Prisoner of Love dan Forever One di album Seventh Sign
I’d Die Without You di album Magnum Opus
Like an Angel di album Facing the Animal
Miracle of Life di album War to End All Wars
Biodata dan Discography
Nama Lengkap: Lars Johann Yngwie Lannerback
Website Resmi: www.yngwiemalmsteen.com
Tempat/Tgl Lahir: 30 Juni 1963 di Stockholm, Swedia.
Group Band Saat Ini: Yngwie Malmsteen Band
Group Band Sebelumnya: Steeler, Alcatrazz,
Pengaruh: Niccolo Paganini, Jimi Hendrix, Ritchie Blackmore, J.S.Bach, Antonio Vivaldi, W.A.Mozart,
Gitar: Fender Stratocaster Yngwie Malmsteen Signature Series
Keahlian: Neoclassical, Alternate Picking, Arpeggio, dll.
Discography:
Steeler 1983 (Band Steeler)
No Parole From Rock ‘n’ Roll 1983 (Band Alcatraz)
G3: Rockin’ in the Free World 2004
Rising Force 1984
Marching Out 1985
Trilogy 1986
Odyssey 1988
Trial by Fire: Live in Leningrad 1989
Eclipse 1990
Fire & Ice 1992
The Seventh Sign 1994
Magnum Opus 1995
Facing the Animal 1997
Concerto Suite for Electric Guitar and Orchestra in E flat minor Opus1 1998
Yngwie Malmsteen LIVE!! 1998
Alchemy 1999
War to End All Wars 2000
Attack 2002
Unleash The Fury 2005
Perpetual Flame 2008
Angel Of Love 2009
Yngwie Malmsteen – Relentless 2010
Spellbound 2012
Sumber : Wikipedia.org, www.yngwiemalmsteen.com
0 Comments:
Posting Komentar